Kualitas Kopi Pada Level Sebenarnya

Monday, June 14, 2021

Banjir Besar, Hutan Suci Dan Bahtera Peradaban (Bagian 1)

Penulis : Asep Kurniawan



Untuk bisa mendapatkan pemahaman yang memadai tentang peristiwa banjir besar di Era Nabi Nuh atau Iskwaku Manu, hal yang perlu diperhatikan adalah Pra dan pasca banjir besar.
  • Pra: bagaimana mereka melakukan persiapan hingga mampu melewati bencana yang menenggelamkan seluruh muka bumi itu.
  • Pasca: tatanan apa yang kemudian mereka bangun ketika banjir surut dan mereka mendarat, dan bagaimana melewati masa masa awal pasca banjir.

Dan apa kaitan tatanan yang mereka bangun, dengan runtuh dan bangkitnya peradaban di dunia pada masa Rasul sesudahnya, dan pada akhirnya kita bisa lebih memahami problem dunia modern yang diambang keruntuhan saat ini

Pada tulisan ini, saya mengambil referensi dari beberapa kitab suci juga beberapa sisa jejak sejarah dan antropologi dari berbagai wilayah sebagai alat bantu pemahaman.



Syahdan ribuan tahun silam. Nuh atau iskwaku manu. Sampai pada satu keadaan dimana mayoritas umat pada masa itu sudah tidak lagi mau mendengar ajaran apa yang beliau sampaikan. Hingga petunjuk Illahi datang padanya. Dan memintanya untuk menghentikan semua upaya syiar. Dan melakukan segala persiapan yang dianggap perlu untuk membangun tatanan baru. Satu tatanan yang benar benar dari nol. Mengingat Yang Kuasa berkehendak untuk menenggelamkan seluruh muka bumi. Menghapus jejak semua peradaban sebelumnya.

Demikianlah Nabi Nuh, dengan pengikutnya kemudian mulai melakukan persiapan.

وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِاَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَاطِبْنِيْ فِى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا ۚاِنَّهُمْ مُّغْرَقُوْنَ

Dan buatlah bahtera/tatanan yang sesuai dengan Sunatullah, sesuai dgn garis edar, seimbang dan saling terkait. dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.

Al-fulka, dalam ayat diatas sengaja saya tafsirkan lebih luas. Karena alquran membahasakan bahtera dgn dua kata yang punya makna dan peruntukan berbeda. Alfulka dan as-safinati (al ankabut). Dimana pengertian al fulka (falaq) mencakup makna yang lebih luas dari assafinati, yaitu tidak sekedar bahtera, namun juga bermakna keseimbangan, melingkar, sesuai garis edar. Semacam keseimbangan antar ruang, waktu dan yang Ilahi. Yang pada masa masa kemudian dalam bahasa lokal disebut mandala kabuyutan.

Hal yang pertama mereka bangun adalah membuat tatanan hutan lengkap mencakup semua jenis tanaman seperti biji bijian, umbi umbian, buah buahan, rempah rempah, beragam jenis rumput dan semak2, kayu kayuan, tanaman penghasil gula, beragam jenis bunga, dan lainnya. Hingga tidak sampai 10 tahun, mata air mulai terbentuk, dan mereka membangun wangan2 sebagai jalur aliran air. Seiring dengan itu segala jenis hewan mulai berdatangan karena merasa telah menemukan 'habitat' yang sesuai bagi mereka untuk berkembang biak.

Demikianlah. Beragam jenis serangga berdatangan, Unggas berdatangan krn menemukan biji bijian dan serangga, mamalia berdatangan karena tersedia beragam jenis tanaman yang bisa mereka makan, hewan buas. Dan beragam jenis hewan lainnya. Hingga membentuk satu tatanan rantai makanan yang terintegrasi, melingkar dan saling terkait. Dimana tak ada satu makhlukpun yang tidak mendapat makan.

Selanjutnya nabi nuh dan pengikutnya mulai membangun rumah rumah panggung dari kayu dan bambu yang dipanen di tepi hutan. Beragam rumah mereka bangun dari mulai rumah bambu yang kecil hingga panjang yang besar dan luas. Model rumah yang masih tersisa jejaknya di Indonesia, malaysia hingga mindanau. Kelak rumah kayu panjang. Menjelang banjir besar mereka tumpuk hingga sembilan tingkat dan di beri kerangka kayu, sehingga bisa menjadi bahtera raksasa yang bisa menampung/memindahkan pasangan hewan dan tanaman beserta mereka untuk mengarungi banjir besar tadi. Model bahtera 9 tingkat itu masih bertahan hingga era pati unus (demak).

Selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan air selama dalam pelayaran. Bahtera tadi dilengkapi dengan layar yang terbuat dari anyaman rami Yang juga berfungsi sebagai penangkap kabut/air. Sehingga mampu memenuhi kebutuhan air semua makhluk dalam bahtera. Dan setidaknya hingga 2 abad sebelum masehi. Sebagaimana tercatat dalam kronik cina, dimana bangsa cina belajar membuat layat di negeri bawah angin (melayu). Model layar yang juga penangkap air ini masih di pakai untuk 'Jung' di nusantara. (bersambung)

Siwa, Buda, Muhammad Rasulullah Dan Bahtera Peradaban (Bagian I)

Penulis : Asep Kurniawan


Dimasa lalu ini hanyalah satu gunung yang kemudian meletus. Dibekas gunung purba ini kemudian muncul belasan gunung baru. Gunung purba ini jelas amat besar, membentang dari pantai selatan hingga utara. Dari pekalongan hingga magelang dan kebumen. Gunung ini, boleh jadi tingginya melebihi 10ribu meter. Meski saat ini telah tercerai berai menjadi banyak gunung kecil. Namun akar gunung ini jelas amat dalam menghunjam ke dalam bumi.

Dan dalam legenda tantu panggelaran menjadi pasak, yang menahan bumi dari guncangan. Mantan gunung besar ini kemudian menjadi semacam mitologi. Yang cerita tentangnya membentang ke lebih dari separuh dunia, menjelajah masa hingga lebih dari 6 ribu tahun silam.

Orang orang akaddia menyebut sebagai SuMeru, sebagai lokasi asal leluhur mereka, sehingga sejarah mencatat mereka sebagai orang sumeria. Dalam tradisi yang berbeda disebut meru yang agung (mahameru) yang dianggap cikal bakal dari gunung gunung lain. Tradisi Islam menyebut sebagai Jabal Qaf. Nenek moyang dari semua gunung.



Sebagai mantan bekas gunung, wonosobo dan sekitarnya menunjukan tanda tanda bekas lava di seluruh wilayahnya. Gundukan tanah tipis diatas pasir dan bebatuan dari lava yang membeku. Kondisi ini menjadikan wonosobo sebagai lembah super subur sekaligus tempat cadangan air terbaik. Sampai sampai pabrik Aqua yang amat rakus air itupun membangun pabrik pertamanya diwilayah ini.

Pada sekitar tahun 622 Masehi, saat mengalami perjalanan spiritual 'Isra Mi'raj. Nabi muhammad singgah di satu desa terpencil diketinggian sekitar 2200 meter. Satu desa yang selama ratusan tahun tersembunyi dan diapit bukit bukit. Di desa ini lah beliau bertemu pengikut ajaran Siwa buda. 'Aku melihat sebuah desa kecil yang Indah. Tanahnya berdebu putih seperti perak. Berkilau seperti kaca. Desa itu hunian bagi manusia seperti umumnya. Tatkala penghuni itu melihatku, mereka serempak berkata: segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kesempatan bisa melihat secara langsung wajahmu, Wahai Nabi Muhammad. Mereka kemudian menyatakan keimanannya kepadaku' Demikian kalimat pembuka, nabi muhammad dalam cerita perjumpaan itu.

Satu desa yang memiliki lapisan batu dan tanah yang memiliki kristal kristal kecil seperti kaca, yang secara geologis termasuk batuan intrusif. Ptolomeus menyebut desa ini sebagai desa perak karena kilau batuannya jika terkena sinar matahari.

Ditempat inilah kelak, dan ini berulangkali dalam sejarah. Setelah 1500 tahun sebelumnya pernah dibangun padepokan untuk menyiapkan kader penataan nusantara antara pengikut siwa dan buda. Kembali terjadi kesepakatan antara siwabuda dan Islam yang di bawa oleh malik bin nadhar dan abdurahman bin muadz. Untuk membangun padepokan dan kembali menata ulang nusantara. Paska mahapralaya letusan krakatau yang memisahkan jawa sumatra. Dan tsunami yang menghantam seluruh pesisir selatan antara tahun 415-420 masehi.

Dalam perjumpaan tersebut. Pengikut bhatara guru. Bercerita bahwa sepeninggal sang Guru. Nusantara dilanda perang terus menerus. Mereka yang tetap memegang ajaran, diburu oleh pemegang kekuasaan. Hingga suatu saat mereka terjepit didekat laut. Dan tak ada lagi jalan untuk lari. Saat itulah mereka berdoa dan menyerahkan nasib sepenuhnya pada yang kuasa.

'Pada saat kami berjalan di rerumputan dekat pantai, tiba tiba kami terperosok. Tanah yang kami pijak amblas. Dan ternyata kami ada di sebuah gua. Dan ternyata ini adalah gua yang sangat panjang. Selama 18 bulan lamanya, kami berdiam di gua ini, menyusuri jalan di gua ini. Hingga kami menemukan lubang keluar yang ternyata ada di puncak gunung' demikian mereka cerita kepada nabi Muhammad, Asal mula mereka menghuni tempat ini.

Kelak sekelompok orang yang selamat dari perang besar ini. Dikenal dalam pewayangan sebagai rombongan PARIKESIT. Dan pintu keluar mereka di gunung, saat ini dikenal sebagai 'GANGSIRAN ASWATAMA'.

Pada masa kolonial inggris. RAFLES diketahui pernah memerintahkan para serdadunya untuk menyusuri jalan purba ini. Yang memiliki jalan tembus hingga ke pantai utara dan selatan jawa. Namun upaya itu gagal. Puluhan serdadu yang masuk melalui gangsiran aswatama, tidak pernah keluar dari lubang itu selama lamanya. Kabar yang menjadi cerita dimasyarakat. Situasi gua sudah banyak dipenuhi lumpur dan mereka terperangkap.

Dan memang demikianlah. Sebagaimana yang banyak diketahui masyarakat setempat. Gangsiran aswatama kemudian dipakai sebagai lubang pembuangan air. Untuk menguras air dari rawa rawa yang sebelumnya menenggelamkan kawasan candi dieng.



Masyarakat desa siwa buda ini, terlihat begitu menakjubkan bagi Nabi Muhammad. Beliau kemudian mengajukan beberapa pertanyaan pada mereka. ”aku melihat rumah kalian tidak ada pintunya, kenapa?” Mereka menjawab, ”kami walaupun bukan saudara, tapi kami seperti saudara. Hati dan jiwa kami terpatri dalam satu perasaan yang sama. Kami tidak pernah khawatir akan terjadi tindak kejahatan di antara kami."

Kenapa rumah ibadah kalian bangun jauh dari rumah rumah kalian? Tanya Rasul. "Dalam keyakinan kami, seseorang yang mendatangi rumah ibadah dari tempat yang jauh, akan mendapatkan karma baik yang jauh lebih banyak dari pada seseorang yang mendatangi rumah ibadah dari tempat yang dekat", Jawab mereka.

Aku melihat kuburan di tempat ini sangat dekat dengan rumah-rumah penduduk, bahkan, ada di depan bangunan rumah mereka? Tanya rasul. “Agar kami setiap saat dapat melihat kuburan itu, hingga kami tidak disibukkan lagi dengan dunia dan melupakan kematian” jawab mereka.

“Kenapa penduduk kota ini jarang tertawa terbahak bahak” rasul kembali bertanya. “Bagi kami tertawa terbahak-bahak hanya akan membuat hati kami gelap gulita. Oleh karena itu kami tidak pernah tertawa terbahak bahak” itulah jawaban mereka.

Rasul kembali bertanya : "apakah penduduk kota ini ada yang terserang penyakit?" Mereka menjawab, "Penyakit itu penebus dosa, kami tidak pernah melakukan dosa".

Apakah kalian bercocok tanam?. Mereka menjawab, "Ya wahai Rasul, namun kami mendatangi sawah kami saat tanam saja. Sehabis itu, kami biarkan tanaman kami, kami pasrahkan sepenuhnya kepada Allah. Saat panen tiba, baru kami beramai ramai mendatangi sawah kami". (Syarah Hamami Yasin, Hamami Zadah, 11-12, dgn perbaikan konteks).



Catatan diatas meninggalkan beberapa jejak yang masih tersisa hingga kini. Walaupun pemahaman terhadap hal tersebut nyaris telah hancur saat ini.

Sasi, salah satu sebutan panen bersama, dalam satu lingkup kumunal yang pada awalnya berlangsung secara bulanan dan pernah eksis di nusantara dimasa lalu. Ini meliputi tidak hanya area hutan larangan. Namun juga, sawah dan ladang yg pada masa selanjutnya berubah menjadi semacam bengkok. Hasil hasil sungai, dan lainnya, secara bergantian tiap bulannya. Untuk kemudian dibagikan kepada tiap keluarga sesuai kebutuhan. Konsep ini mengalami kehancuran di era kolonial dan musnah total pasca reformasi

MOU antara Nabi muhamad dgn penganut siwa buda kemudian, menghasilkan kesepakatan untuk membangun ulang desa/wanua berdasar konsep desa terpencil tadi. Plus hukum adat yang berlaku di tiap desa/nagari disesuaikan dengan ajaran masing masing. Dimana desa siwabuda, islam dan lainnya berdiri sendiri. Dan menentukan adat yang sesuai ajaran masing masing.

Tidak lama setelah itu menjelang pertengahan tahun 600an, dibangunlah semacam padepokan di desa itu. Sebuah proses pengulangan sejarah yang terjadi berabad sebelumnya menyangkut ajaran berbeda. Dimana, para murid belajar dan menjalani kehidupan yang lengkap dgn adat yang nantinya bisa mereka terapkan di wilayah masing masing. Dimana tiap murid belajar, untuk bagaimana mampu membangun sebuah desa atau wanua dari Nol/babat alas. Sekaligus memiliki pemahaman yang baik terhadap ajaran masing masing.

'Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya'

'Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah' (Bersambung)

Edi Leswan Reseller Kopi Indo

Edi Leswan Reseller Kopi Indo Yang Melayani Pembeli Di Wilayah Jakarta Pusat Dan Sekitarnya. Beliau berjualan di alamat berikut ini:

Parkiran Lapangan Banteng Sisi Selatan, Dekat Hotel Borobudur, Sawah Besar, Pasar Baru, Jakarta -Pusat.



Edi Leswan Reseller Kopi Indo

Anda Bisa Langsung Hubungi Edi Leswan Via Whatsapp, Silakan Sentuh Foto Di Atas Ini



Cang Yugi Reseller Kopi Indo

Cang Yugi Reseller Kopi Indo Yang Melayani Pembeli Di Wilayah Pejaten Barat Dan Sekitarnya. Beliau tinggal di alamat berikut ini:

Jl. Attahiriyah II rt 15 rw 03 No 52 Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jakarta 12520.



Cang Yugi Reseller Kopi Indo

Selain Menjual Kopi Indo, Cang Yugi juga menjual DURPAS - Durian Kupas. Untuk lebih jelasnya anda bisa langsung sentuh foto Cang Yugi di atas supaya terhubung dengan Whatsapp beliau.



Sunday, June 13, 2021

Medang Kawitan (KAMULAN)

Penulis : Asep Kurniawan


Entah berapa usianya. Pohon medang tua ini. Namum jelas, sepanjang usianya. Pohon medang tua yang 'terbunuh' oleh gergaji ini telah menyaksikan banyak peristiwa jatuh bangun peradaban di sekelilingnya.

Berada di satu lembah disekeliling pegunungan yang selalu di selimuti awan. Yang sebagiannya bahkan diatas awan. Tempat ini pernah menghancurkan mental Coernelius dan bbrp pasukan inggris yang diminta menelusuri jalur purba ini oleh Raffles dalam rangka menuju kawasan Dieng. Mengingat medannya yang ekstrim.

Tanah ini pernah tercatat dalam Ramayana sebagai negeri diatas awan, diakui sebagai leluhur oleh nan serunai dayak manyaan berabad sebelum masehi sebagai negeri yang beselimut awan. Disebut orang-orang sriwijaya sebagai leluhur cailendra (org gunung).

Dari tempat inilah mpu sindok bersama raden maospati dan ratusan orang orang terlatih menamatkan pendidikannya utk membangun kembali wanua wanua dan tatanan baru 'ala' medang yang telah runtuh karena mahapralaya tsunami sebelumnya.

Dari tempat ini pula dapunta hyang turun gunung, menelusuri ANDHA BUDA 'tangga leluhur' kearah utara menuju pelabuhan kuno Batang. Bersama ratusan masyarakat yang terlatih babat alas, berlayar ke Sumatera utk membangun ulang Sumatera yang luluh lantak karena meletusnya gunung krakatau di abad ke 5.

Dari tempat ini pula RSI MARKANDYA bergerak kearah timur yang kemudian bergabung bersama penduduk terlatih di kaki raung, membangun ulang desa desa di bali dan lombok. Jauh sebelum itu leluhur dayak manyan yang membangun nan serunai juga berangkat dari jazirah yang selalu tertutup awan ini.

Diapit dua sungai yang berhulu di gunung bisma yang melambangkan bapak para raja. Dan gunung prahu, yang melambangkan bahtera peradaban. Lembah ini mungkin adalah lembah tersubur yang pernah di ciptakan Allah di muka bumi yang memungkinkan titik ini menjadi tempat penyimpan benih terbaik (sriksetra) dalam bentuk hutan larangan. Sekaligus tempat berlatih pertanian, peternakan, pertukangan dan lainya termasuk tata pemerintahan. Yang menjadi dasar 'prahu' peradaban nusantara dari masa kemasa.

Ditempat ini pula pernah berdiri dan hancur, berdiri lagi dan hancur, berulangkali CANDI KAWITAN yang menjadi penanda asal muasal. Di tempat ini pula, bermula aksara BUDA yang menjadi aksara suci untuk mencatat ajaran leluhur dr masa ke masa, dari ajaran tanpa nama, kapitayan, hingga islam yang dibawa sahabat MALIK BIN NADAR, ABDURAHMAN BIN MUADZ hingga para sayid pasca karbala.


Ditempat ini pula, penganut kapitayan dan sahabat abdurahman bin muadz beserta Abdullah assajad membangun kesepakatan. Untuk membangkitkan kembali persemakmuran medang yang mulai tertatih pasca letusan krakatau. Yang kembali mampu membangkitkan kembali kejayaan persemakmuran hingga meliputi asia tenggara yang mencapai puncaknya di awal abad ke 9. Ketika persemakmuran yang merupakan gabungan medang, sriwijaya dan luwu mampu mengirimkan 5700 kapal perang dgn lebih dari 1000.000 prajurit untuk membebaskan Luzon (philipina) dari cengkeraman dinasti Tang, melalui perang darat selama 6 bulan.

Di tempat ini pula, sisa jejak makam kuno bertebaran, dari mulai yang ditandai lingga yang terpotong rapi hingga jajaran batu andesit. Inilah tanah yang menjadi tempat berkumpul dan berpencar, dimana dirumuskan gagasan baru peradaban dari masa ke masa disusun dan disebarkan.

Sepeninggal patih leksono sayid abdurahim, tidak lama setelah perang diponegoro, jejak 'tanah suci' nusantara ini lenyap dari ingatan masyarakat. Ditambah gempa dashyat 8 skala richer hampir seabad kemudian. Benar benar memusnahkan jejaknya, nyaris tanpa sisa. Sampai jelang kemerdekaan, kyai Asyari ulama asal kalibeber yang menjadi cikal bakal ponpes asyariah, menemukan kembali area ini, dan sempat merawat makam makam leluhur yang tersisa. Namun selepas wafatnya beliau tidak lama setelah kemerdekaan, tempat ini kembali dilupakan.

Kini catatan yang tersisa tentang tempat ini hanyalah coretan 'lebak cawene' dalam uga siliwangi. Dan satu kalimat pendek yang ada dalam catatan sunan giri prapen dalam Asrar Jayabaya ; Satu titik 'Dekat dengan gunung prau, sebelah barat tempuran'. Hari ini tak ada lagi jejak hidup, setelah pohon medang terakhir tumbang dimangsa gergaji.


Ketingkring Dan Sejarah Yang Hilang

Penulis : Bpk. Asep Kurniawan

Jelang Ramadhan lalu saya mengajak Farhan Sangkakala untuk ziarah ke ketingkring. Satu tempat yang saya anggap sebagai tapal batas dua dunia, dua jenis peradaban. Timur, tempat dimana matahari terbit, dan barat tempat dimana matahari terbenam.Secara simbolik ini juga menjadi pembatas makna zaman, dimana akan ada masa matahari peradaban akan terbit dari barat. Hingga pada kurun tertentu. Sejarah akan membalik ke awal mula.



Ada 2 hal penting saat kita akan membahas tentang peradaban timur dan barat. Pertama adalah pertanian. Ini menyangkut bagaimana manusia berkomunikasi dan menjalin silaturahmi dengan alam. Tatanan masyarakat dan budaya yang terkait dan Lebih jauh lagi pada sang pencipta dalam kaitan dengan itu.

Kedua adalah mata uang. Ini tdk hanya menyangkut posisinya sebagai alat pembayaran, lebih dari itu adalah juga geografi, hubungan antar wilayah, pendidikan, budaya,ekonomi, tata pemerintahan dan aspek sosial politik lain. Dan yang lebih penting bagaimana ajaran keagamaan di fahami, ditransfer dan dijalankan.

Di era 4.0 ini, perjalanan ke pemakaman sedikit menyebalkan, karena kami harus melalui beberapa tapal batas disinfektans yang mesti kami lalui.

Di ketingkring dimakamkan ratusan jenasah para Sayid tanpa nama. Yang dimakamkan dengan amat tergesa, Mereka yang dibunuh setelah diambil paksa oleh kolonial dari beragam wilayah diseputar jawa pasca berakhirnya perang jawa.



Satu pembantaian yang luput dari catatan sejarah.

Perang jawa, akan selalu dicatat sebagai perang yang paling mengerikan di tanah jawa, perang yang juga pada akhirnya melenyapkan sisa jejak peradaban bangsa ini yang memang diambang keruntuhan, Dan pada akhirnya lanscape peradaban global berubah total setelahnya.

Matahari kemudian terbit dari barat.

Nun jauh di eropa, saat perang jawa memasuki tahun ke 3. Para pemilik modal yang membiayai perang berkumpul. Membahas langkah selanjutnya yang akan mereka kerjakan. Saat itu tampaknya operasi benteng steelsel akan membuahkan hasil, panen raya sudah didepan mata.

Tahun 1827 di batavia berdirilah satu bank central swasta, yang diberi hak untuk mencetak mata uang.

Ini adalah kelanjutan dari bank bank central swasta yang telah menguasai eropa sebelumnya dan menghancurkan tulang punggung gereja disana. Riba kemudian tumbuh subur yang lahir bersamaan dengan tumbuh pesatnya industri, Sekaligus juga mengubah lanscape ajaran menjadi absurd hingga lambat laun gereja eropa ditinggalkan penganutnya.

Ini akan menandai awal dari hancurnya negeri emas nusantara. Yang selama ribuan tahun lamanya menjadi tulang punggung dan seringkali menjadi titik mula peradaban dunia. Bahkan sejak manusia suci pertama di turunkan di muka bumi.

Tidak lama setelah perang jawa. Ratusan sayid dari berbagai wilayah diambil paksa oleh kolonial dalam rangka membrangus perlawanan. Mereka semua kemudian dibunuh dan dimakamkan di ketingkring.

Selanjutnya ulama palsu pro kolonial di ciptakan, sebagiannya bahkan memakai identitas palsu yg diambil dr para sayid yang dibunuh tadi.

Di masa itu, umumnya sayid di jawa adalah glondong, atau pendamping kultural desa level wilayah. Glondong adalah posisi yg muncul sejak era mataram baru sebagai kelanjutan model tradisional. Dimana satu wilayah glondong adalah satu wilayah mandiri. Dan mampu mencukupi kebutuhannya sendiri dari mulai sandang, pangan hingga papan. termasuk juga memiliki hak untuk membuat mata uang (emas, perak).

Setelah jawa takluk, wilayah lain di nusantara satu persatu juga ditaklukkan.

Tidak lama setelah perang jawa. Javasche bank mulai beroperasi.

Pada masa itulah terjadi pemiskinan mendadak di hampir semua wilayah taklukan. Masyarakat dan kerajaan yang ada tdk bisa lagi memakai emas sebagai mata uang. Dan sebagai gantinya, uang kertas gulden mulai digunakan. Sebagian dari mereka dipaksa menukar uang emasnya dgn gulden dengan kurs yang ditentukan javasche bank. Entah berapa ton emas yang kemudian diambil javasche bank dari seluruh nusantara.

Kelak menjelang jepang masuk emas emas itu dilarikan ke australia dan afrika selatan. Untuk kemudian berpindah tempat ke fort knox, dan menjadi salah satu base emas pada model keuangan global baru yang berbasis dolar. Pada masa masa itu, raja raja yang jatuh miskin tdk punya pilihan lain kecuali menggadaikan tanah kerajaan kepada kolonial untuk mendapatkan uang.

Pada tahun 1870. Sebagai tahap lebih jauh pasca operasi pemiskinan. Diberlakukanlah undang undang tanam paksa. Yang sekaligus juga menandai hancurnya sistem pertanian khas nusantara. Salah satu eks pasukan diponegoro, yang juga seorang ahli pertanian dan pengobatan kuno asli nusantara. Raden Mas soeryokusumo alias eyang joego menandai hancurnya tatanan pertanian nusantara dengan mengumumkan kematiannya. Dan kemudian membangun makam palsunya di gunung kawi. Dan bersumpah, untuk tidak akan pernah lagi memakan hasil pertanian yang ditanam, dan hanya mau makan dari hasil hutan

Kelak makam palsu tersebut menjadi titik central peziarah yang mencari pesugihan. Sekaligus Menjadi semacam isyarat simbolik bahwa dimasa depan, setelah tanam paksa akan lahir industri pertanian yang merusak. Bahwa setelah itu, kebanyakan manusia akan mencari rejeki dgn merusak alam, menghancurkan nasib anak keturunan sebagaimana para pencari pesugihan yang menumbalkan keturunannya.



(Bersambung)

Fikri Reseller Kopi Indo

Muhammad Fikri Reseller Kopi Indo Yang Melayani Pembeli Di Wilayah Pejaten Timur Dan Sekitarnya. Beliau tinggal di alamat berikut ini:

Jalan Jaidi 2 RT 10 RW 11 No.10 Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasarminggu, Jakarta Selatan, Jakarta 12520.



Muhammad Fikri Reseller Kopi Indo

Anda Bisa Langsung Hubungi Muhammad Fikri Via Whatsapp, Silakan Sentuh Foto Di Atas Ini



P R O F I L E

KOPI INDO adalah sebuah tim pemasaran yang sengaja dibentuk untuk fokus pada pemasaran produk-produk kopi asli Indonesia. Tim ini mencari, mengolah, mengembangkan, dan melakukan seleksi secara ketat supaya konsumen mendapatkan Kualitas Kopi Pada Level Sebenarnya.

The Spirit Starts From Here

Kini Kopi Indo sudah mampu menyediakan Biji Kopi Pilihan yang diolah secara tradisional, turun temurun dari generasi ke generasi. Proses ini melahirkan pengalaman dan sejarah panjang terciptanya Kopi Bubuk Original yang mantap semangat dan sehatnya.

P r o d u c t s

Untuk sementara KOPI INDO sudah menyediakan produk berupa : Kopi Robusta Bubuk Asli Tanpa Campuran Lain Sama Sekali. Untuk ke depannya KOPI INDO akan terus menambah varian produk-produk kopi berkualitas lainnya.

Copyright © Aqse