Kualitas Kopi Pada Level Sebenarnya

Monday, June 14, 2021

Banjir Besar, Hutan Suci Dan Bahtera Peradaban (Bagian 1)

Penulis : Asep Kurniawan



Untuk bisa mendapatkan pemahaman yang memadai tentang peristiwa banjir besar di Era Nabi Nuh atau Iskwaku Manu, hal yang perlu diperhatikan adalah Pra dan pasca banjir besar.
  • Pra: bagaimana mereka melakukan persiapan hingga mampu melewati bencana yang menenggelamkan seluruh muka bumi itu.
  • Pasca: tatanan apa yang kemudian mereka bangun ketika banjir surut dan mereka mendarat, dan bagaimana melewati masa masa awal pasca banjir.

Dan apa kaitan tatanan yang mereka bangun, dengan runtuh dan bangkitnya peradaban di dunia pada masa Rasul sesudahnya, dan pada akhirnya kita bisa lebih memahami problem dunia modern yang diambang keruntuhan saat ini

Pada tulisan ini, saya mengambil referensi dari beberapa kitab suci juga beberapa sisa jejak sejarah dan antropologi dari berbagai wilayah sebagai alat bantu pemahaman.



Syahdan ribuan tahun silam. Nuh atau iskwaku manu. Sampai pada satu keadaan dimana mayoritas umat pada masa itu sudah tidak lagi mau mendengar ajaran apa yang beliau sampaikan. Hingga petunjuk Illahi datang padanya. Dan memintanya untuk menghentikan semua upaya syiar. Dan melakukan segala persiapan yang dianggap perlu untuk membangun tatanan baru. Satu tatanan yang benar benar dari nol. Mengingat Yang Kuasa berkehendak untuk menenggelamkan seluruh muka bumi. Menghapus jejak semua peradaban sebelumnya.

Demikianlah Nabi Nuh, dengan pengikutnya kemudian mulai melakukan persiapan.

وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِاَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَاطِبْنِيْ فِى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا ۚاِنَّهُمْ مُّغْرَقُوْنَ

Dan buatlah bahtera/tatanan yang sesuai dengan Sunatullah, sesuai dgn garis edar, seimbang dan saling terkait. dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.

Al-fulka, dalam ayat diatas sengaja saya tafsirkan lebih luas. Karena alquran membahasakan bahtera dgn dua kata yang punya makna dan peruntukan berbeda. Alfulka dan as-safinati (al ankabut). Dimana pengertian al fulka (falaq) mencakup makna yang lebih luas dari assafinati, yaitu tidak sekedar bahtera, namun juga bermakna keseimbangan, melingkar, sesuai garis edar. Semacam keseimbangan antar ruang, waktu dan yang Ilahi. Yang pada masa masa kemudian dalam bahasa lokal disebut mandala kabuyutan.

Hal yang pertama mereka bangun adalah membuat tatanan hutan lengkap mencakup semua jenis tanaman seperti biji bijian, umbi umbian, buah buahan, rempah rempah, beragam jenis rumput dan semak2, kayu kayuan, tanaman penghasil gula, beragam jenis bunga, dan lainnya. Hingga tidak sampai 10 tahun, mata air mulai terbentuk, dan mereka membangun wangan2 sebagai jalur aliran air. Seiring dengan itu segala jenis hewan mulai berdatangan karena merasa telah menemukan 'habitat' yang sesuai bagi mereka untuk berkembang biak.

Demikianlah. Beragam jenis serangga berdatangan, Unggas berdatangan krn menemukan biji bijian dan serangga, mamalia berdatangan karena tersedia beragam jenis tanaman yang bisa mereka makan, hewan buas. Dan beragam jenis hewan lainnya. Hingga membentuk satu tatanan rantai makanan yang terintegrasi, melingkar dan saling terkait. Dimana tak ada satu makhlukpun yang tidak mendapat makan.

Selanjutnya nabi nuh dan pengikutnya mulai membangun rumah rumah panggung dari kayu dan bambu yang dipanen di tepi hutan. Beragam rumah mereka bangun dari mulai rumah bambu yang kecil hingga panjang yang besar dan luas. Model rumah yang masih tersisa jejaknya di Indonesia, malaysia hingga mindanau. Kelak rumah kayu panjang. Menjelang banjir besar mereka tumpuk hingga sembilan tingkat dan di beri kerangka kayu, sehingga bisa menjadi bahtera raksasa yang bisa menampung/memindahkan pasangan hewan dan tanaman beserta mereka untuk mengarungi banjir besar tadi. Model bahtera 9 tingkat itu masih bertahan hingga era pati unus (demak).

Selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan air selama dalam pelayaran. Bahtera tadi dilengkapi dengan layar yang terbuat dari anyaman rami Yang juga berfungsi sebagai penangkap kabut/air. Sehingga mampu memenuhi kebutuhan air semua makhluk dalam bahtera. Dan setidaknya hingga 2 abad sebelum masehi. Sebagaimana tercatat dalam kronik cina, dimana bangsa cina belajar membuat layat di negeri bawah angin (melayu). Model layar yang juga penangkap air ini masih di pakai untuk 'Jung' di nusantara. (bersambung)

0 komentar:

Post a Comment

P R O F I L E

KOPI INDO adalah sebuah tim pemasaran yang sengaja dibentuk untuk fokus pada pemasaran produk-produk kopi asli Indonesia. Tim ini mencari, mengolah, mengembangkan, dan melakukan seleksi secara ketat supaya konsumen mendapatkan Kualitas Kopi Pada Level Sebenarnya.

The Spirit Starts From Here

Kini Kopi Indo sudah mampu menyediakan Biji Kopi Pilihan yang diolah secara tradisional, turun temurun dari generasi ke generasi. Proses ini melahirkan pengalaman dan sejarah panjang terciptanya Kopi Bubuk Original yang mantap semangat dan sehatnya.

P r o d u c t s

Untuk sementara KOPI INDO sudah menyediakan produk berupa : Kopi Robusta Bubuk Asli Tanpa Campuran Lain Sama Sekali. Untuk ke depannya KOPI INDO akan terus menambah varian produk-produk kopi berkualitas lainnya.

Copyright © Aqse